28 Mei 2012

Aku Lupa Caranya Menangis

Ibuku selalu menghardik kala kecil bila aku terjatuh, "Laki-laki itu ndak boleh nangisan dan cengeng". Seratus kali aku menangis, seratus kali juga kata-kata itu terucap. Tangisan itu lalu terbungkus rasa malu dan karena itu membuatku lupa untuk menangis.
Aku lupa caranya menangis. Tangisan layaknya bayi, air susu pun mengalir, tangisan Adam dan Hawa sehingga diperjumpakan kembali, tangisan yang mengiringi setiap kematian, tangisan realitas sesal atas dosa yang terjadi dan tangisan perpisahan terhadap orang yang kita sayangi. 

Menangis bukan hanya hak wanita. Setiap raga yang memiliki jiwa pasti pernah menangis, setidaknya menangis saat dilahirkan, menangis dalam hati, dan menangis di hadapan Sang Pencipta. Sungguh aku telah lupa bagaimana caranya menangis.


Tangisan tak selalu menjadi simbol kerapuhan, kecengengan atau kelemahan. Jika tangisan bisa melemahkan seseorang, tangisan pun bisa menguatkan ketegaran seseorang melampiaskan duka. Dalam kepasrahan yang dalam, tangisan mampu mengembalikan kesadaran manusia akan fitrahnya, tangisan mampu melarutkan jiwa dalam doa yang khusyuk, tangisan mampu menghantar penyesalan totalitas dan penyerahan diri kepada Yang Maha Kuasa.


Aku benar-benar merindukan tangisan itu, tangisan yang membuatku seperti terlahir kembali ke dunia atau tangisan saat aku pergi dan tak kembali selamanya.

28 Oktober 2011

Kenapa Mesti Bersahabat.....?

BERSAHABAT ITU IBADAH : karena sesuai dengan perintah Allah "Wa'tashimu bihablillahi jami'an" & sabda nabi "Man Ahabba an yubsatho ..."


BERSAHABAT ITU AMANAH : ada tanggung jawab dalam sebuah persahabatan, agar kita saling percaya. Jangan sampai ada sahabat yang mendholimi sahabatnya.

BERSAHABAT ITU TANTANGAN : kesabaran kita sering diuji dalam menjalin persahabatan, maka kita harus tabah & tetap setia. Agar kita menjadi sahabat yang sejati.

BERSAHABAT ITU SENI : dalam persahabatan ada romantika, kadang senang kadang juga susah. Itulah seni persahabatan. Kalau selalu senang tak baik, kalau selalu sedih juga tak indah. Maka keduanya harus saling melengkapi.

BERSAHABAT ITU PENCITRAAN DIRI : kita ini kan tidak bisa melihat kekurangan diri sendiri, yang banyak tahu adalah orang lain yang sekaligus menjadi cermin diri kita.

27 Oktober 2011

Arti Sebuah Kesetiaan

Add caption
Eko Pratomo Suyatno, siapa yang tidak kenal lelaki bersahaja ini? Namanya sering muncul di koran, televisi, di buku-buku investasi dan keuangan. Dialah salah seorang dibalik kemajuan industri REKSADANA di Indonesia dan juga seorang pemimpin dari sebuah perusahaan investasi reksadana besar di negeri ini.
Dalam posisinya seperti sekarang ini, boleh jadi kita beranggapan bahwa pria ini pasti super sibuk dengan segudang jadwal padat. Tapi dalam note ini saya tidak akan menyoroti kesuksesan beliau sebagai eksekutif. Karena ada sisi kesehariannya yang luar biasa !!!!
Usianya sudah tidak terbilang muda lagi, 60 tahun. Orang bilang sudah senja bahkan sudah mendekati malam, tapi Pak Suyatno masih bersemangat merawat istrinya yang sedang sakit. Mereka menikah sudah lebih 32 tahun. Dikaruniai 4 orang anak.
Dari sinilah awal cobaan itu menerpa, saat istrinya melahirkan anak yang ke empat. tiba-tiba kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan. Hal itu terjadi selama 2 tahun, menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang, lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.
Setiap hari sebelum berangkat kerja Pak Suyatno sendirian memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi dan mengangkat istrinya ke tempat tidur. Dia letakkan istrinya di depan TV agar istrinya tidak merasa kesepian. Walau istrinya sudah tidak dapat bicara tapi selalu terlihat senyum. Untunglah tempat berkantor Pak Suyatno tidak terlalu jauh dari kediamannya, sehingga siang hari dapat pulang untuk menyuapi istrinya makan siang.
Sorenya adalah jadwal memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa saja yg dia alami seharian. Walaupun istrinya hanya bisa menanggapi lewat tatapan matanya, namun begitu bagi Pak Suyatno sudah cukup menyenangkan. Bahkan terkadang diselingi dengan menggoda istrinya setiap berangkat tidur.
Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun. Dengan penuh kesabaran dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke 4 buah hati mereka. Sekarang anak- anak mereka sudah dewasa, tinggal si bungsu yg masih kuliah.
Pada suatu hari…saat seluruh anaknya berkumpul di rumah menjenguk ibunya karena setelah anak-anak mereka menikah dan tinggal bersama keluarga masing-masing Pak Suyatno memutuskan dirinyalah yang merawat ibu mereka karena yang dia inginkan hanya satu ‘agar semua anaknya dapat berhasil’.
Dengan kalimat yang cukup hati-hati, anak yang sulung berkata: “Pak kami ingin sekali merawat ibu, semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak……bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu.” Sambil air mata si sulung berlinang.
“Sudah keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak, dengan berkorban seperti ini, kami sudah tidak tega melihat bapak, kami janji akan merawat ibu sebaik-baik secara bergantian”. Si Sulung melanjutkan permohonannya.
”Anak-anakku…Jikalau perkawinan dan hidup di dunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah lagi, tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian di sampingku itu sudah lebih dari cukup, dia telah melahirkan kalian….*sejenak kerongkongannya tersekat*… kalian yang selalu kurindukan hadir di dunia ini dengan penuh cinta yang tidak satupun dapat dihargai dengan apapun. Coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaanya seperti ini ?? Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya seperti sekarang, kalian menginginkan bapak yang masih diberi Allah kesehatan dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan ibumu yang dalam keadaan sakit.” Pak Suyatno menjawab hal yang sama sekali tidak diduga anak-anaknya.

Sejenak meledaklah tangis anak-anak Pak Suyatno, merekapun melihat butiran-butiran kecil jatuh di pelupuk mata Ibu Suyatno..dengan pilu ditatapnya mata suami yang sangat dicintainya itu……
Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada Pak Suyatno kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yg sudah tidak bisa apa-apa….disaat itulah meledak tangisnya dengan tamu yang hadir di studio kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru.
Disitulah Pak Suyatno bercerita : “Jika manusia di dunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya, tetapi tidak mau memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian itu adalah kesia-siaan. Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan hati dan bathinnya bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 anak yang lucu-lucu..Sekarang saat dia sakit karena berkorban untuk cinta kami bersama… dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya. Sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit…” Sambil menangis
”Setiap malam saya bersujud dan menangis dan saya hanya dapat bercerita kepada Allah di atas sajadah..dan saya yakin hanya kepada Allah saya percaya untuk menyimpan dan mendengar rahasia saya…”BAHWA CINTA SAYA KEPADA ISTRI, SAYA SERAHKAN SEPENUHNYA KEPADA ALLAH”.
Itulah cerita/Kisah Paling Mengharukan yang semoga dapat menjadi teladan bagi anda yang sudah menikah bahwa cinta sejati bukan memandang dari mata, tapi dari hati.

Cinta Dan Waktu

Add caption


Alkisah disuatu pulau kecil tinggallah benda-benda abstrak seperti cinta, kesedihan, kekayaan, kebahagiaan dan sebagainya. Mereka hidup berdampingan dengan baik.
Suatu ketika datang badai menghempas pulau kecil itu dan air laut tiba-tiba naik dan akan segera menenggelamkan pulau itu. Semua penghuni pulau cepat-cepat segera menyelamatkan diri. Cinta sangat kebingungan sebab ia tidak dapat berenang dan tidak mempunyai perahu. Ia berdiri di tepi pantai untuk mencari pertolongan. Sementara itu air semakin naik dan mulai membasahi kaki Cinta.
Tak lama kemudian Cinta melihat kekayaan sedang mengayuh perahu. “Kekayaan! Kekayaan! Tolong aku!” teriak Cinta. “Aduh maaf Cinta, perahuku telah penuh dengan harta bendaku. Aku tidak dapat membawamu serta, nanti perahu ini tenggelam. Lagipula tak ada tempat lagi bagimu diperahuku ini.”
Lalu Kekayaan cepat-cepat mengayuh perahunya pergi. Cinta sedih sekali namun kemudian dilihatnya kegembiraan lewat dengan perahunya. “Kegembiraan, tolong aku!”, teriak cinta. Namun Kegembiraan terlalu bergembira menemukan perahu sehingga ia tidak mendengar teriakan Cinta.
Air makin tinggi membasahi sampai ke pinggang dan cintapun mulai panik. Tak lama kemudian lewatlah Kecantikan.”Kecantikan , bawalah aku bersamamu”, teriak Cinta. “Wah Cinta, kamu basah dan kotor, aku tak bisa membawamu ikut. Nanti kamu mengotori perahuku ini”, sahut Kecantikan.
Cinta sedih sekali mendengarnya. Ia mulai menangis terisak-isak. Saat itulah lewat Kesedihan. “Oh Kesedihan bawalah aku bersamamu”, kata Cinta. “Maaf Cinta, aku sedang sedih, dan aku ingin sendirian saja…”, kata Kesedihan sambil terus mengayuh perahunya. Cinta sudah mulai putus asa, ia melihat air semakin naik dan akan segera menenggelamkannya. Pada saat kritis itulah terdengar suara, “Cinta, mari segera naik perahuku”. Cinta menoleh ke suara itu dan melihat seorang tua dengan perahunya. Cepat-cepat ia naik ke perahu itu tepat sebelum air menenggelamkannya.
Di pulau terdekat orang tua itu menurunkan Cinta dan segera pergi lagi. Pada saat itulah Cinta baru sadar bahwa ia sama sekali tidak mengetahui siapa orang tua yang telah menyelamatkannya itu. Cinta segera menanyakan orang tua itu kapada penduduk tua di pulau, siapa sebenarnya orang tua itu. “Oh, orang tua itu tadi?, dia adalah Waktu,” kata orang-orang tersebut. “Tapi kenapa ia menyelamatkanku? Aku tak mengenalnya. Bahkan teman-teman yang mengenalkupun enggan untuk menolongku”, tanya Cinta heran. “Sebab hanya waktulah yang tahu berapa nilai sesungguhnya dari cinta itu…”.

IBU ...., Kembalikan Tanganku .... !

Add caption


Suatu hari ada seorang anak kecil yang ditinggal ayah dan ibunya bekerja. Setiap hari, dia hanya ditemani oleh seorang pembantu yang merangkap sebagai baby sitter. Layaknya seorang anak kecil, dia begitu lincah, riang dan gembira. Dia bermain ke sana ke mari tanpa adanya pengawasan dari pembantunya tadi.
Hingga keriangan membawanya ke area parkir di depan rumah. Waktu itu kebetulan ayah dan ibu anak itu pergi ke kantor dengan menggunakan sepeda motor, khawatir macet. Di sekitar area parkir itu, dia menemukan sebatang paku berkarat. Anak kecil tadi mengira apa yang di temukannya adalah sebatang pensil. Diambilnya paku tadi, dan mencoret-coretnya di atas lantai keramik. Karena tidak kelihatan gambarnya, dia mencari media lain untuk menuangkan isi kepalanya. Matanya menerawang di sekitar area parkir tadi, dan berakhir pada badan mobil orang tuanya yang tengah terparkir.
Dia melangkah penuh senyum. Terbayang gambar apa yang akan dibuatnya nanti. Mulailah tangannya menggoreskan paku ke badan mobil itu. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikuti imaginasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa disadari oleh si pembantu rumah.
Saat pulang petang, terkejutlah orang tuanya melihat badan mobil yang tidak lagi mulus. Hati mereka panas, mukanya merah padam. Ayahnya yang belum sempat masuk ke rumah ini pun berteriak, “Kerjaan siapa ini !!!”
Pembantu rumah yang kaget mendengar teriakan majikannya pun berlari keluar. Pembantu itu mendapati wajah tuannya yang sangat garang, dan matanya terbelalak menyaksikkan mobil kesayangannya tergores gambar anak-anak. Sekali lagi laki-laki itu berteriak dengan kata yang sama. Namun pembantunya mengatakan, "Saya tidak tahu..tuan.” “Kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yang kau lakukan?” tambah isterinya yang juga tak kalah geram.
Anak kecil yang lugu dan polos tadi keluar rumah, begitu mendapati ayah dan ibunya sudah pulang ia langusng berlari ke arahnya. Dengan penuh manja dia berkata “Ayah, lihat gambar yang aku buat. Bagus kan?” katanya sambil memeluk ayahnya. Ayahnya yang sudah hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon di depan rumahnya, terus dipukulkannya berkali-kali ke telapak tangan anaknya. Anak manis itu terus menangis kesakitan. Matanya yang indah terus menerus mengeluarkan air mata. Bibir tipisnya tak henti berteriak, "Ampun ayah...ampun ayah..." Anak itu yang tak mengerti apa kesalahannya, terus menerus merasakan pukulan yang bertubi-tubi. Terus menerus hingga kedua telapak tangannya berdarah, cukup parah. Sedangkan ibunya hanya diam saja, seolah apa yang dialkukan suaminya itu adalah perwakilan dari apa yang diinginkannya. Jika pembantunya tak segera menyudahi dan menggendong anak itu masuk ke dalam rumah, entah kapan akan berhenti penyiksaan itu.
Di dalam rumah, pembantu tadi menenangkan anak itu. Membersihkan lukanya yang berlumuran darah. Sambil membersihkannya, pembantu tadi meminta maaf kepada anak itu. "Maafkan bibi ya nak? tadi bibi sibuk bersih-bersih di dapur." katanya sambil meneteskan air mata. Setelah lukanya bersih dan diberi obat seadanya, pembantu tadi menidurkan anak kecil itu. Sedangkan orang tuanya, hanya meratapi mobil yang baru setahun dibelinya.
Tiga hari berlalu, orang tuanya seperti tak mau lagi melihat kondisi anaknya. Sampai ibunya bertanya kepada pambantu bagaimana keadaan anaknya. "Dita (nama anak itu) demam, Bu..." kata pembantu. “Kasih minum obat penurun panas aja!,” jawab ibunya. Sebelum ibunya masuk kamar tidur, dia menjenguk kamar pembantunya. Didapati anaknya tengah dipeluk oleh pembantunya. Tanpa berkata apa-apa, dia menutup kembali kamar pembantunya.
Keesokan harinya, suhu tubuh Dita semakin panas. Dan pembantunya berinisiatif bicara kepada majikannya bahwa Dita harus segera diantar ke klinik terdekat. Ketika sudah berada di klinik, dokter setempat menyarankan agar Dita dirujuk ke rumah sakit karena kondisinya serius. Setelah beberapa hari di rawat inap dokter memanggil bapak dan ibu anak itu. “Tidak ada pilihan..” kata dokter di rumah sakit. Dia mengusulkan agar kedua tangan anak itu dipotong karena sudah terlalu parah dan infeksi akut…”Ini sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya maka kedua tangannya harus dipotong dari siku ke bawah” kata dokter itu. Orang tua Dita bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yg dapat dikatakan lagi. Sang Ibu merangkul Dita, sedangkan ayahnya gemetaran tatkala menandatangani surat persetujuan operasi.
Usai operasi, Dita senang ada ayah dan ibunya yang ada di hadapannya. Tapi dia keheranan, melihat kedua tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah. Kemudian Dita menangis perih, "Ayah..Ibu...Dita minta maaf, Dita mengaku salah. Dita janji tidak melakukannya lagi. Tapi kembalikan tangan Dita!!" tangis Dita pecah manakala dia tidak mendapati jari-jari mungilnya. "Ayah...tangan Dita jangan di sembunyikan, Dita nanti nggak bisa gambar lagi!"
Hancur hati ibunya mendengar kata-kata anaknya. Penyesalan paling dalam yang dirasakan ayahnya pun seolah tiada arti. Harta yang selama ini di kumpulkan, cinta yang selama ini diberikan kepada anaknya, seolah tak berbekas. Anak hanyalah titipan Tuhan yang harus kita jaga dan pelihara. Kelak, akan diminta pertanggungjawaban para orang tua, tentang bagaimana mereka mendidik anak-anaknya. Ada banyak cara untuk membuat anak jera tanpa harus memukul atau mencaci maki anak. Berilah pelajaran dengan cara yang lemah lembut, karena hanya dengan cara itulah anak bisa memahami bahasa orang tuanya. Wallahu'alam.

01 September 2009

POSITIVE FEELING



Oprah Winfrey dalam buku Quantum Ikhlas yang ditulis Erbe Sentanu (2007) mengatakan, “Manusia dibimbing oleh kekuatan yang lebih tinggi yang lebih berupa perasaan ketimbang pikiran. Dan ketika kita memahami kekuatan perasaan itu, kita tahu pasti bahwa kekuatan itu datang dari Tuhan.”
Manusia sangat beruntung karena diberikan instrumen navigasi luar biasa oleh Tuhan, berupa perasaan di hatinya.
Perasaan atau emosi ini merupakan alat utama untuk mengukur, seberapa jauh atau dekatnya kita dari tujuan kita atau sumber “aliran berkah” Sang Pencipta, yaitu ketika perasaan itu positif atau ikhlas. Sebaliknya, ketika perasaan kita negatif atau nafsu, kita relatif jauh dari “pintu berkah” untuk mencapai tujuan kita.
Perasaan positif menunjukkan jalur energi ilahi yang terbuka, dan perasaan negatif menunjukkan jalur energi ilahi yang tertutup. Melalui instrumen navigasi ini, kita dapat mengetahui bahwa di dalam diri kita terdapat dua zona, yaitu zona nafsu dan zona ikhlas.
Zona nafsu adalah wilayah hati yang dipenuhi dengan keinginan namun terasa menyesakkan dada. Zona ini diselimuti oleh energi rendah (lo-energy) karena yang ada di dalamnya adalah perasaan negatif: cemas, takut, keluh kesah, dan amarah. Sedangkan zona ikhlas adalah zona yang bebas hambatan, terasa lapang di hati.
Energi yang menyelimuti zona ikhlas adalah perasaan-perasaan positif yang berenergi tinggi (hi-energy) seperti rasa syukur, sabar, tenang, damai, bahagia.
Perasaan adalah bahan baku inti dari pikiran kita, dan melalui perasaan, kita mengundang apa yang kita pikirkan. Maka operasikan pikiran itu dengan sengaja, yaitu memilih pikiran yang positif sambil mem-perhatikan betul bagaimana rasanya pikiran-pikiran itu, dan upayakan agar semua pikiran itu terasa enak dan ikhlas.
Apabila terasa tidak enak, artinya kita masih jauh dari yang kita inginkan. Tetapi kalau perasaan di hati sudah enak dan semakin enak, pertanda kita sudah semakin dekat dengan yang kita inginkan.
Sekarang saatnya bagi kita untuk merevisi konsep kita mengenai “perubahan “paradigma” yang mendewakan/men-Tuhan-kan pikiran (positive thinking), yang menyebutkan “Anda akan mendapatkan apa yang paling sering Anda pikirkan” dengan paradigma hati (positive feeling): “kita akan mendapatkan apa yang paling sering kita rasakan (sewaktu kita memikirkannya)”.
Konsep berpikir positif yang selama ini kita pahami sesungguhnya mengabaikan pentingnya memperhatikan perasaan pada saat kita berpikir. Padahal kita semua sepakat bahwa pikiran kita (12%) hanyalah efek dari perasaan kita (88%). Maka apa pun dan bagaimana pun upaya kita untuk membentuk pikiran agar positif, kalau perasaan kita masih negatif, pasti pikiran kita kembali negatif. Oleh karena itu melatih pikiran postif yang rasanya enak merupakan keharusan bagi kita, apabila kita menginginkan sesuatu itu benar-benar terjadi.

Cinta Dan Pernikahan


Syahdan Suatu pagi yang cerah, Plato menemui Socrates sang guru bertanya tentang Cinta dan Pernikahan.
Plato : “Wahai Guru, ajarkanlah kepadaku tentang apa itu Cinta dan Pernikahan”

Socrates : “Apakah tidak ada pertanyaan lain yang lebih mudah dari itu hai muridku, dan apa gerangan yang mendorongmu menanyakan itu?”.

Plato : “Pertanyaan itu telah membuat tidurku tak nyeyak, makanpun tak enak duhai guru”

Socrates : “Baiklah kalau begitu, untuk mengetahui jawabannya masuklah kau kedalam hutan di depan sana…”

Plato : “Wah… apa pula hubungan pertanyaanku dengan hutan wahai guru dan apa yang harus aku lakukan di dalam sana?”

Socrates : “Silahkan berjalan memasuki hutan dan cari pohon yang kau anggap paling indah, tebang, lalu bawalah kehadapanku. Berangkatlah sekarang juga!”
Maka berjalanlah Plato sang murid menyusuri hutan lebat, ketika dia melihat sebatang pohon yang indah dan hendak menebangnya, maka terlintaslah dalam pikirannya “buat apa aku menebang yang ini, sementara hutan masih demikian luas, pasti masih ada pohon yang lebih indah di dalam sana”.
Pikiran serupa senantiasa muncul ketika ia akan menebang sebatang pohon yang dianggapnya paling indah. Sampai senja merambat turun, Plato pulang ke hadapan gurunya dengan tangan hampa.

Socrates : “Hai muridku Plato, mana pohon yang kupinta?”
Plato : “Maafkan aku duhai guru, aku belum menemukannya, aku yakin pohon itu ada di dalam hutan itu, tapi aku masih butuh waktu lebih lama untuk mencarinya”

Socrates : “Apa yang baru saja kau jelaskan, itulah hakikat cinta, ketika kau belum puas dengan apa yang ada dan kau masih akan terus mencari dan mencari, entah sampai kapan”

Plato manggut-manggut mendengarkan penjelasan Socrates, lantas bertanya,

Plato : “Nah apa perbedaannya dengan pernikahan?”

Socrates hanya tersenyum mendengar tanya Plato, perlahan dia berujar,

Socrates : “lakukanlah apa yang kuperintahkan kepadamu tadi sekali lagi di esok hari”

Plato : “Baiklah wahai guruku”

Keesokan harinya, Plato kembali memasuki hutan. Tapi berbeda dengan kemarin, sampai senja dia tidak membawa apa-apa. Hari ini ketika matahari belum lagi sampai sepenggalah, Plato sudah kembali kehadapan Socrates dengan membawa sebatang pohon.

Socrates : “Muridku plato, apakah pohon ini merupakan pohon yang terbaik menurutmu?”

Plato : “Maaf wahai guruku, harus aku akui bahwa pohon ini sudah cukup baik meskipun pohon ini bukanlah pohon yang terbaik”

Socrates : “Lalu kenapa pohon ini yang kau tebang?”

Plato : “Sebab saya tidak ingin kejadian kemarin terulang kembali, sampai senja aku tak berhasil membawa apapun”

Mendengar jawaban muridnya, Socrates tersenyum lalu menjelaskan,

Socrates : “inilah hakikat pernikahan, ketika kau memilih salah-satu diantara yang baik meskipun engkau sadar bahwa itu belumlah yang terbaik. Bukankah kunci pernikahan terletak pada kerelaan untuk saling menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing?”.

Plato : “Benar wahai guruku… terimakasih atas pencerahanmu ini”
Cinta itu semakin dicari, hasilnya semakin tidak ditemukan. Cinta adanya di dalam lubuk hati, di saat dapat menahan keinginan dan harapan yang berlebih.

Ketika muncul pengharapan dan keinginan yang berlebih akan cinta, maka yang didapat adalah kehampaan… dan tiada sesuatu pun yang didapat.
Dan kesedihan lainnya Waktu dan Kesempatan tidak dapat diputar/kembali. Kita harus melangkah ke depan….. tidak bisa berbalik ke belakang. Tak ada kesempatan lagi. So Terimalah cinta apa adanya.

KERAJAAN ROKOK


Pada jaman dahulu kala di sebuah KERAJAAN NIKOTIN yang bernama CIGARILOS, hiduplah seorang raja bernama MINAK DJINGGO. Raja yang memimpin dengan adil dan bijaksana ini menjadi PANUTAN dan mempunyai seorang putri yang cantik jelita, namanya SRI WEDARI.
Suatu ketika putri sedang bermain di LONGBEACH, tiba-tiba datanglah segerombolan koboi MARLBORO di bawah pimpinan MR BROWN. Koboi-koboi itu lalu menculik sang putri. Beberapa waktu kemudian sang raja menerima surat ancaman dari sang koboi yang isinya: Wahai raja, kalau putrimu ingin selamat, Anda harus menebus dengan uang sebesar US$ 555 juta.
Kami tunggu Anda di GUDANG GARAM di kota KANSAS. Jika Anda tidak mau memenuhi permintaan kami, maka kami akan menusuk putrimu dengan DJARUM SUPER sampai BENTOEL-BENTOEL! !!?
Rajapun menjadi geram, sehingga diadakanlah sayembara untuk mencari pendekar yang dapat menyelamatkan sang putri.
Singkat cerita terpilihlah pendekar SAMPOERNA dengan senjata pamungkasnya GENTONG!!! Sang pendekar rupanya pernah berguru dengan seorang suhu dari negeri Tiongkok, bernama DJIE SAM SOE dan dia mempunyai PRINSIP kalau bisa nomor 1 buat apa 2,3,4. Sang pendekarpun pergi menyeberangi lautan dengan kapal U.S.S KENNEDY dengan nahkodanya MARCOPOLO menuju medan laga untuk menyelamatkan sang putri.
Sebelum berangkat sang pendekar mohon pamit WISMILAK suhu kata sang pendekar. Dijawab oleh suhu GET LUCKY muridku. Sang rajapun berucap untuk sang pendekar LOSTA MASTA.
Dengan mengendarai kuda MUSTANG serta semangat kepahlawanan yang besar, ketika sampai di bukit DUNHILL sang pendekar bertempur sampai titik keringat penghabisan layaknya pria SEJATI, akhirnya sang pendekar berhasil meyelamatkan sang putri. Raja sangat gembira dan kemudian diadakanlah pesta semalam suntuk di restaurant LA LIGHT.
Pada saat makan malam berlangsung sang raja menghampiri sang pendekar yang sedang murung. Raja berkata, wahai pendekar, ini BUKAN BASA BASI!!!, pesta ini diadakan khusus untuk merayakan kegagahberanian Anda, mengapa malah murung, bukankah pendekar pernah bilang ASYIKNYA RAME-RAME !!! Pendekarpun menjawab PRIA PUNYA SELERA.
Lalu apa maumu, tanya sang raja. Dijawab oleh sang pangeran ¿Minta Pulang Dong !!!. Saya kan ga ngrokok nih

11 Juli 2009

KISAH BUAT YANG MAU USIA PANJANG


Ada seorang tua yang dikaruniai usia hingga 119 tahun. Kondisi fisik yang masih prima; pendengaran, pandangan mata dan semangat hidup yang membuatnya serasa ingin hidup seratus tahun lagi.
Saat kutanya, apakah resep yang kakek lakukan, hingga bisa bertahan hidup jauh di atas rata-rata usia manusia saat ini ? Dia hanya tersenyum, seolah-olah tidak merasa memiliki kelebihan apapun dalam hidupnya.
Sang kakek lantas bertutur syahdu, “Saat aku punya cucu, hidupku terasa jauh lebih indah, apalagi di kala pagi hari,ketika melepas mereka ke sekolah. Satu persatu mengayunkan tangannya untuk berjabat pamit & berkata, “Kek, pamit dulu mau berangkat sekolah”, akupun lantas mengeluarkan uang logam yang sudah kupersiapkan semalam dalam kantong sakuku, sekedar menambah uang saku mereka. Lantas cucu-cucuku yang lucu pun mendekat padaku, kucium kepalanya sambil kudekap, semoga kaliankelak jadi anak-anak yang pinter.”
Indah sekali, sungguh terasa indah. Itulah yang membuat aku tiap sebelum tidur selalu berdo’a, “Yaa Allah, izinkan aku mencium cucuku lagi saat mereka hendak ke sekolah, maka tambahlah umurku sehari lagi.”
Besuknya, sang kakek pun melakukan hal yang sama, melepas dan mencium sang cucu, berdoa di malam hari untuk tambahan usia sehari, dan seterusnya ia lakukan setiap hari hingga bertahun-tahun. Sampai sang cucu dewasa, bahkan ada yang sudah menjadi seorang konsultan. Ketika hendak berangkat kerja, mereka mesti mampir ke rumah sang kakek hanya sekedar setor jidad kepala untuk diciumnya.
-----
Hidup ini mesti kita jalani sedemikian indah, walau dengan cara yang sederhana seperti yang dilakukan sang kakek. Berdo’a dan meminta sesuatu yang bisa kita lakukan. Bagi Allah, meminta tambahan hidup sehari amatlah mudah. Dan sang kakek pun selalu konsekuen dengan apa yang dia pinta. Jangan minta kaya kalau tak mau kerja, dan jangan minta sehat kalau tak bisa menjaga diri.
Berdo’a harus sesuatu yang mumkin dan diterima oleh akal sehat. Jangan pernah berdo’a, “Ya Allah, pindahkan gunung merapi ke Amerika”, karena akal kita akan mengatakan bahwa itu mustahil adanya.
Itulah yang membuat sang kakek berumur panjang, karena membuat hidupnya indah & berdo’a meminta sesuatu yang sederhana secara terus menerus/istiqomah, sehingga Allah kabulkan do’anya.
Semoga kita dikaruniai umur panjang yang penuh berkah, dengan bertambahnya usia di setiap pergantian masa (tahun) yang akan segera bergati.

08 Mei 2009

SEPUCUK SURAT DARI AYAM


Maafkan aku kalau tulisanku ini mengganggumu. Aku sendiri juga tidak yakin apakah benar menulis surat ini atau tidak. Kupikr, jika surat ini tidak pernah ada, mungkin tidak akan lagi ada kesempatan. Dengan tulisan ku yang berantakan ini kamu menyebutnya cakar ayam, semoga masih bisa terbaca, aku memberanikan diri.

Masih teringat, tiap pagi kamu selalu telat bangun. Sulit sekali untukmu bangun pagi. Sering kali kamu tidak sarapan, langsung saja berangkat. Lihat saja, badan kamu jadi kurus begitu. Tahukah kamu? Aku sangat sedih. Aku bertekad berbuat sesuatu untukmu. Tiap pagi aku akan bangun pagi-pagi, aku akan teriak terus sampai kamu bangun. Sering kali, tenggorokanku sakit, suaraku hilang, tapi aku tetap berusaha teriak sampai kamu bangun. Sekarang mungkin kamu harus berjuang sendiri, maafkan aku, aku tidak bisa lagi membangunkanmu.

Kata dokter, telurku banyak mengandung protein. Aku begitu bahagia bisa memberikan sesuatu dari diriku untukmu. Memang aku sulit sekali menerima ini, aku begitu sulit bertelur dengan harapan dapat anakku dapat segera menetas. Tapi sepertinya harapan itu tidak akan pernah terwujud. Setidaknya aku bisa melihatmu sehat karena telurku. Aku tidak pernah menyesal, karena aku sangat mengasihmu.

Akhir-akhir ini, aku merasa aneh, daging pada tubuhku terasa membengkak, terutama bagian pahaku. Aku mulai bertanya kapan aku terakhir fitness. Tapi rupanya itu bukan hasil fitnessku selama ini, kamu telah melakukan sesuatu padaku. Seingatku sering kali aku tertusuk jarum yang tajam dan setelah itu, terasa ada carian yang masuk ke tubuhku. Pertama-tama kukira dengan badanku seperti ini, kamu ingin aku jadi atlit binaraga. Aku begitu bahagia, kamu begitu memperhatikanku. Ketika aku diangkut ke truk bersama teman-temanku, aku masih berpikir aku akan pergi ikut turnamen binaraga. Aku begitu bahagia berpikir bisa membawa pulang piala buatmu sampai aku sadar tempat apa yang kami tuju. Aku melihat teman-temanku sudah terkapar, darah mengucur dimana-mana, mereka sudah tidak beryawa. Teriakanku tertahan, Ini bukan gedung turnamen, ini adalah rumah jagal.

Akhirnya aku mengerti, ternyata aku disuntik supaya dagingku besar, kamu akan menikmati dagingku. Tapi semua itu sudah terlambat. Aku takut sekali, aku ingin lari keluar tapi aku tak bisa, aku tak berdaya.

Satu-persatu temanku dimasukkan ke dalam sebuah alat yang besar, teriakan mereka begitu menyayat hati. Aku tahu pasti, sebentar lagi aku akan merasakannya. Aku heran, suara teriakan yang begitu keras, tidakkah itu mengganggumu? Mungkin kamu tidak mendegarnya atau lebih tepatnya tidak mau mendengarnya? Bukankah kita sama-sama mahkluk ciptaan Tuhan? Bukankah dulu kita saling mengasihi? Kenapa kamu berubah begitu cepat? Apakah aku benar-benar tidak bermakna di matamu?

Waktuku sudah hampir habis, sebentar lagi akan tiba giliranku. Sudah tidak ada gunanya lagi aku berbicara terlalu banyak. Ketika kamu membaca surat ini, aku sudah tidak ada lagi di dunia ini. Hmm, mungkin juga aku sudah berada dalam perutmu!

Tapi ada satu hal yang aku ingin sekali kamu tahu, bahwa aku masih mengasihmu, saudaraku. Aku doakan semoga kamu bisa hidup bahagia denga kasih. Semoga pengorbananku ini bermakna bagimu. Aku masih terus menantikan hari dimana kita bisa hidup bersama, saling mengasihi. Mungkinkah hari itu akan tiba?

02 Juni 2008

LEBAH DAN KEHIDUPAN MUKMIN


Seorang mukmin adalah manusia yang memiliki sifat-sifat unggul. Sifat-sifat itu membuatnya memiliki keistimewaan dibandingkan dengan manusia lain. Sehingga di mana pun dia berada, kemana pun dia pergi, apa yang dia lakukan, peran dan tugas apa pun yang dia emban akan selalu membawa manfaat dan maslahat bagi manusia lain. Maka jadilah dia orang yang seperti dijelaskan Rasulullah saw., “Manusia paling baik adalah yang paling banyak memberikan manfaat bagi manusia lain.”
Kehidupan ini agar menjadi indah, menyenangkan, dan sejahtera membutuhkan manusia-manusia seperti itu. Menjadi apa pun, ia akan menjadi yang terbaik; apa pun peran dan fungsinya maka segala yang ia lakukan adalah hal-hal yang membuat orang lain, lingkungannya menjadi bahagia dan sejahtera.
Nah, sifat-sifat yang baik itu antara lain terdapat pada lebah. Rasulullah saw. Dengan pernyataanya dalam hadits di atas mengisyaratkan agar kita meniru sifat-sifat positif yang dimiliki oleh lebah. Tentu saja, sifat-sifat itu sendiri memang merupakan ilham dari Allah swt. seperti yang Dia firmankan,
“Dan Rabbmu mewahyukan (mengilhamkan) kepada lebah: ‘Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Rabbmu yang telah dimudahkan (bagimu).’ Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Rabb) bagi orang-orang yang memikirkan.” (An-Nahl: 68-69)
Sekarang, bandingkanlah apa yang dilakukan lebah dengan apa yang seharusnya dilakukan seorang mukmin, seperti berikut ini:
Hinggap di tempat yang bersih dan menyerap hanya yang bersih.
Lebah hanya hinggap di tempat-tempat pilihan. Dia sangat jauh berbeda dengan lalat. Serangga yang terakhir amat mudah ditemui di tempat sampah, kotoran, dan tempat-tempat yang berbau busuk. Tapi lebah, ia hanya akan mendatangi bunga-bunga atau buah-buahan atau tempat-tempat bersih lainnya yang mengandung bahan madu atau nektar.Begitulah pula sifat seorang mukmin. Allah swt. berfirman:
"Hai manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan adalah musuh yang nyata bagimu." (Al-Baqarah: 168)
(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an), mereka itulah orang-orang yang beruntung. (Al-A’raf: 157)
Karenanya, jika ia mendapatkan amanah dia akan menjaganya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan melakukan korupsi, pencurian, penyalahgunaan wewenang, manipulasi, penipuan, dan dusta. Sebab, segala kekayaan hasil perbuatan-perbuatan tadi adalah merupakan khabaits (kebusukan).
Mengeluarkan yang bersih.
Siapa yang tidak kenal madu lebah. Semuanya tahu bahwa madu mempunyai khasiat untuk kesehatan manusia. Tapi dari organ tubuh manakah keluarnya madu itu? Itulah salah satu keistimewaan lebah. Dia produktif dengan kebaikan, bahkan dari organ tubuh yang pada binatang lain hanya melahirkan sesuatu yang menjijikan. Belakangan, ditemukan pula produk lebah selain madu yang juga diyakini mempunyai khasiat tertentu untuk kesehatan: liurnya! Seorang mukmin adalah orang yang produktif dengan kebajikan.
“Hai orang-orang yang beriman, rukuklah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Rabbmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.” (Al-Hajj: 77)
Al-khair adalah kebaikan atau kebajikan. Akan tetapi al-khair dalam ayat di atas bukan merujuk pada kebaikan dalam bentuk ibadah ritual. Sebab, perintah ke arah ibadah ritual sudah terwakili dengan kalimat “rukuklah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Rabbmu” (irka’u, wasjudu, wa’budu rabbakum). Al-khair di dalam ayat itu justru bermakna kebaikan atau kebajikan yang buahnya dirasakan oleh manusia dan makhluk lainnya.
Segala yang keluar dari dirinya adalah kebaikan.
Hatinya jauh dari prasangka buruk, iri, dengki; lidahnya tidak mengeluarkan kata-kata kecuali yang baik; perilakunya tidak menyengsarakan orang lain melainkan justru membahagiakan; hartanya bermanfaat bagi banyak manusia; kalau dia berkuasa atau memegang amanah tertentu, dimanfaatkannya untuk sebesar-besar kemanfaat manusia.
Tidak pernah merusak
Seperti yang disebutkan dalam hadits yang sedang kita bahas ini, lebah tidak pernah merusak atau mematahkan ranting yang dia hinggapi. Begitulah seorang mukmin. Dia tidak pernah melakukan perusakan dalam hal apa pun: baik material maupun nonmaterial. Bahkan dia selalu melakukan perbaikan-perbaikan terhadap yang dilakukan orang lain dengan cara-cara yang tepat. Dia melakukan perbaikan akidah, akhlak, dan ibadah dengan cara berdakwah.
Mengubah kezaliman apa pun bentuknya dengan cara berusaha menghentikan kezaliman itu.
Jika kerusakan terjadi akibat kebohongan atau hasutan, ia memberantasnya dengan menjauhi perilaku buruk itu dan mengajukan pelakunya ke pengadilan.
Bekerja keras
Lebah adalah pekerja keras. Ketika muncul pertama kali dari biliknya (saat “menetas”), lebah pekerja membersihkan bilik sarangnya untuk telur baru dan setelah berumur tiga hari ia memberi makan larva, dengan membawakan serbuk sari madu. Dan begitulah, hari-harinya penuh semangat berkarya dan beramal. Bukankah Allah pun memerintahkan umat mukmin untuk bekerja keras ?
“Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.” (Alam Nasyrah: 7)
Kerja keras dan semangat pantang kendur itu lebih dituntut lagi dalam upaya menegakkan keadilan.
Karena, meskipun memang banyak yang cinta keadilan, namun kebanyakan manusia –kecuali yang mendapat rahmat Allah– tidak suka jika dirinya “dirugikan” dalam upaya penegakkan keadilan.
Bekerja secara jama’i dan tunduk pada satu pimpinan
Lebah selalu hidup dalam koloni besar, tidak pernah menyendiri. Mereka pun bekerja secara kolektif, dan masing-masing mempunyai tugas sendiri-sendiri. Ketika mereka mendapatkan sumber sari madu, mereka akan memanggil teman-temannya untuk menghisapnya. Demikian pula ketika ada bahaya, seekor lebah akan mengeluarkan feromon (suatu zat kimia yang dikeluarkan oleh binatang tertentu untuk memberi isyarat tertentu) untuk mengudang teman-temannya agar membantu dirinya. Itulah seharusnya sikap orang-orang beriman.
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (Ash-Shaff: 4)
Tidak pernah melukai kecuali kalau diganggu
Lebah tidak pernah memulai menyerang. Ia akan menyerang hanya manakala merasa terganggu atau terancam. Dan untuk mempertahankan “kehormatan” umat lebah itu, mereka rela mati dengan melepas sengatnya di tubuh pihak yang diserang. Sikap seorang mukmin: musuh tidak dicari. Tapi jika ada, tidak lari.Itulah beberapa karakter lebah yang patut ditiru oleh orang-orang beriman. Bukanlah sia-sia Allah menyebut-nyebut dan mengabadikan binatang kecil itu dalam Al-Quran sebagai salah satu nama surah: An-Nahl. Allahu a’lam

PRINSIP-PRINSIP YANG DIGUNAKAN DALAM MANAJEMEN LEBAH
Pelajaran yang diambil dari binatang lebah ini, mereka menggunakan manajemen yang luar biasa dan islami, tentu ini sangat baik untuk dijadikan contoh dan tauladan karena jangkauannya tidak hanya kehidupan dunia seperti manajemen yang diciptakan oleh orang-orang barat yang jangkauannya hanya di dunia saja, tapi manajemen lebah mencakup keihidupan dunia dan akhirat. Prinsip yang pertama yang digunakan adalah :
1.Orang yang beriman dan Bertakwa kepada Allah.
Karena binatang lebah ini yang dipilih oleh Allah, dalam surat An Nahal ayat 68 telah dijelaskan diatas bagaimana kehidupan binatang lebah ini diarahkan dan diilhami oleh Allah sehingga apa yang dilakukan selalu yang terbaik dan dapat memberi contoh kepada yang lainnya.
Begitu pula dengan manusia karena diberikan akal oleh Allah seharusnya mereka dapat menggunakan akalnya agar selalu beriman dan bertakwa kepada Allah dan Allahpun tentu akan memberikan balasan yang terbaik untuk manusia sebagaimana firman Allah dalam surat Al A’raaf ayat 96 yang berbunyi;
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, maka kami siksa mereke disebabkan perbuatannya.”
Dengan ketakwaan yang dimiliki oleh manusia, maka apa yang akan diperbuat akan selalu berpedoman pada apa yang diperintahkan Allah.
2. Yang kedua adalah Perencanaan Yang Jauh ke Depan.
Binatang lebah ini memproduksi madu yang sampai saat ini masih menjadi suatu obat dan supplement yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Begitu pula manusia seharunya apa yang direncanakan atau apa yang akan dihasilkan itu dapat bermanfaat bagi kepentingan kehidupan manusia didunia dan kepentinganáakhirat untuk bekal dikemudian hari.
3. Ketiga mempunyai kelompok/organisasi yang solid
Di dalam kelompoknya/organisasinya mereka dapat memperlihatkan koordinasi yang padu dan solid, jika kita melakukan hal yang sama tentu hasilnya lebih baik lagi karena kita diberi akal oleh Allah sehingga aktivitas yang kita perbuat dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat utuk kehidupan manusia.
4. Produksi dan Aktivitas yang Bermanfaat
Lebah adalah pekerja keras yang selalu berbuat dan berbuat tanpa mengenal lelah, walaupun madunya dimanfaatkan oleh pihak lain tetapi mereka tidak putus semangat untuk selalu memberikan yang terbaik bagi yang membutuhkan. Ini memberikan gambaran kepada kita bahwa kita seharusnya mencontoh bagaiman keteladanan lebah yang bekerja keras dan menghasilkan sesuatu dan aktivitas yang bermanfaat untuk kepentingan pihak lain yang membutuhkan dan hanya kepada Allah saja, yang akan melihat pekerjaan kita.
5. Kontrol dan Pengawasan
Binatang lebah menghasilkan madu yang bermacam-macam rasanya dan kualitasnya terjaga dari hal-hal yang tidak baik, ini memberi gambaran bagi kita bagaimana binatang lebah ini mengontrol dan mengawasi segala ativitas di kelompoknyaá sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Dildalam kehidupan manusia ketika kita mempunyai kelompok dan organisasi tentu alat kontrol dan pengawasan sangat diperlukan agar produksi atau aktivitas yang dilakukan tidak menyimpang dari apa yang telah direncanakan bersama.
6. Berserah diri kepada Allah
Dan akhirnya kepada Allah juga kita kembali dan Allahlah yang akan menentukan segala apa yang kita harapkan dan yang kita inginkan dikabulkan.